Berdamai dengan diri sendiri


Aku sedang berdamai dengan pikiranku. Kembali lagi memoriku me recall ingatan yang dulu, harapan - harapan dulu.

Janji janji yang ku pernah tuliskan, yang hasilnya non send. Nol besar. Gagal yang sempurna.

Masih ingat semangat yang berkobar saat itu, yang seakan aku mantap dan yakin mampu mewujudkanya, merealisasikannya.

Numun nyatanya tidak, itu berat. Memang manusia hanya sebatas merencanakan. Dan Aku juga terlalu banyak berteori tanpa mempertimbangkan aksi yang nyatanya.

Kini kembali lagi aku berteori, dan sekarang posisi yang ini sudah tidak bisa ditolerir.

Menjadi pribadi yang lebih baik, seakan masih jauh dari kata mendekati. Aku selalu memakai topeng seakan tak berani menunjukkan wajahku yang sesungguhnya. Terlampau diriku sendiri tak mengenal siapa "aku".

Sudah saatnya, bahkan harus. Jalan yang ku pilih untuk menentukan masa depan. Dan yakinku menjadi seorang Guru (next Dosen) Pendidikan Agama Islam adalah jenjang karir yang aku pilih untuk menjemput rezeki dari Allah swt.

Lebih dari itu, sebagai seorang pengusaha yang memiliki ribuan karyawan adalah cita-cita yang terpendam. Yang semoga Allah mengabulkannya di saat usiaku yang tepat dan siap.

Ya Allah tolonglah hamba dari penyesatan fikiran yang nyata, izinkan hamba ya Allah untuk mengenalmu. Agar aku tahu apa sesungguhnya yang engkau mau atas diriku di dunia ini.

Selamatkan aku ya Allah, dari bisikan - bisikan hawa nafsu yang menjerumuskanku pada kelalaian atas kuasaMu.

Hari ini aku memberanikan diriku untuk berkata yang sesungguhnya dalam catatan blog ini.

Pada intinya sebetulnya aku kecewa, dengan diriku yang selalu ingkar pada janjiku sendiri. Aku yakin catatan ini sangat upsurt alias tak paham. Kelak ketika aku membaca tulisan ini lagi, aku akan berkata "iya kamu memang seperti itu".

Bertepatan dengan Tgl 1 mei atau aku mengenalnya sebagai hari buruh internasional, orang menyebutnya MeyDay. Sebuah gerakan perlawanan atas penindasan para kaum buruh.

Akupun sendiri berdemo atas diriku. Aku berdemo dan melayangkan tuntutan-tuntutan. Terutama tuntutan berkarya setiap hari, dalam bentuk apapun. Demi menyongsong kejayaan hidup yang lebih baik.

Janji aku akan lebih sering menceritakan progress hidupku dalam catatan blog ini. Semoga ada manfaatnya untuk diriku. Setidaknya aku lega sekarang.

Oh iya Maafkan, kalau kamu tidak sengaja membacanya dan pasti membingungkan. Di samping acak-acakan tak terarah dan loncat - loncat. Beberapa menit kamu terbuang sia - sia demi membaca blogku. Kedepannya aku akan perbaiki itu.

0 Response to "Berdamai dengan diri sendiri"

Post a Comment

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel